...Dulu...


Rinai hujan mengantar ingatanku kala SMP dulu. Butir-butir bening itu lah yang temani perjalanan panjang rumah_sekolah_rumah. Ya, jarak yang memungkinkan bercengkerama dengan hujan lebih lama. Angin lebih kencang terasa kala merubah payung tak semestinya. Rusak, itu bukan soal. Berkendaraan tanpa atap atau jaz hujan akan lebih asyik. Belum lagi kalau terminal di ujung mata, itu bertanda harus susuri sepotong jalan nan panjang. Kanan - kiri diapit sawah nan luas. Dedaunan basah, selokan terisi penuh, sungai banang kecoklatan. Kala petir menyambar, terkaget sebelum ahirnya cekikik tawa ekspresi unik. Ah, main air jalanan pun jadi pilihan.

Kau ingat, Chika, Ruly, Iroh, Nur, Mamat, Lili. Masih ingat kah????
Batu-batu itu yang siap mengguyur kala berjumpa dengan lubang jalan sarat air. Tak merasa bersalah kala seragam teman kuyup tertimpa. Nggak terasa sakit kala terpeleset karena tanah yang basah. Bahkan nggak terasa capek tempuh jalan yang lumayan panjang.

Bagaimana dengan hujan kali ini????
dengan jalan itu yang kini mulai lepas dari kaitan aspal....

0 komentar:

Posting Komentar