Sandal Bututku


Kamis, 13 Mei 2010. Hari ini aku bangun lebih awal dari hari libur biasa. Aku, Teguh dan Dhaffa akan mengikuti lomba di masjid Baitussalam Purwokerto. FASI, Festival Anak Sholeh Indonesia tingkat kabupaten Banyumas.
Setelah mandi,sarapan, pamit dan berangkat rame-rame, jalan kaki menuju lokasi perlombaan. Kebetulan rumah dan tempat lomba tidak begitu jauh, setengah jam nyampe. Kami berangkat setengah tujuh pagi, jam tujuh pasti nyampe.
Nah, betul kan, jam tujuh nyampe. Sesampainya di Baitussalam, Uff…lumayan capek juga. Tapi capek itu hilang setelah berjumpa dengan teman-teman yang lain. Mereka buanyak buanget, pesertanya membludak. Banyak juga yang lagi antre, mendsftar bagi yang belum, termasuk aku. Kami menuju tempat panitia pendaftaran lomba dengan pendamping kami, ustadzah Rara. Setelah administrasi oke, kami menuju pendopo untuk mengikuti pembukaan lomba. Cuaca makin panas menyengat, matahari seakan memanggang kami. Bisa dibayangkan, yang pasti neraka lebih panas dari ini, naudzubillah…
Upacara selesai pukul sepuluhan. Kami langsung menuju TK Aisiyah, majelis III golongan CCQ cabang TPQ. Yup, kami ikut lomba CCQ perwakilan dari Purwokerto Utara. Pesertanya itu dari TPQ tiap kecamatan yang ada di kabupaten Banyumas. Ada Sembilan belas kecamatan yang ikut, dan peserta tiap kelompok ada tiga anak. Hayo hitung, ada berapa anak yang ikut lomba CCQ?. 19 X 3 = 57. Ya…benar 57. Di depan sana ada dua dewan juri, tiga panitera dan dua panitia. Kami, peserta ada di tengah, duduk manis diatas karpet merah yang membentang, dibelakang kami ada deretan kursi untuk pendamping. Ada juga orang tua peserta, bahkan adek-adek kecil juga ada. Mereka semua menonton dan mengawasi kami.
Setelah peraturan dibacakan oleh panitera, babak pertama perlombaan dimulai. Babak awal penyisihan lomba, kami diberi 50 soal dengan satu lembar kertas untuk menyalin jawaban. Soalnya seputar materi yang diajarkan di TPQ. Seperti tajwid, nabi, malaikat, rukun shalat, wudhu, doa sehari-hari, rukun islam, rukun iman, pokoknya seputar islam.
Empat puluh lima menitan, kami menyelesaikan soal itu. Soal terdiri dari pilihan ganda dan esay. 45 pilgan dan 5 esay. Kelompok lain sudah ada yang mengumpulkan lembar jawab mereka. Kelompok kami sudah sih, tapi mau di cek ulang, takutnya ada jawaban yang telewatkan. Setelah yakin baru kami kumpulkan dan menemui ustadzah Rara yang menunggu kami didepan.
“Gimana, mudah bukan?”
“Mudah dong ust”, jawabku
“Mudah…soalnya, jawabannya lumayan sulit”, si Teguh menambahkan.
“Itu sih lumayan, daripada lumanyun”
“Ha…ha…ha…ha…”\
Tertawa serempak, Dhaffa ini, sukanya nyemplong seenak perut aja.
Setelah semua peserta selesai mengerjakan soal. Di dalam tinggal panitia dan panitera yang sibuk mengoreksi jawaban kami. Mereka terlihat serius dan sangat teliti. Nanti, kelompok siapa ya yang dapat kesempatan mengikuti babak selanjutnya. Final, penentuan kejuaraan. Jadi H2C, harap-harap cemas.Sambil nunggu pengumuman, kami main ayunan, prosotan, jungkat-jungkit yang ada di samping gedung perlombaan.
Tahu nggak sih, ketika lagi main jungkat-jungkit, sandal yang aku kenakan putus. Apa yang mereka bilang,
“Bertanda buruk tuh!!!”
Ah, aku nggak percaya. Sandal putus, apa hubungannya dengan jawaban kami. Kalau sandal yang dijual di dunia ini nggak ada rusaknya, siapa nanti yang akan beli poduk sandal berikutnya?. Kasihann  dong para pengrajin sandal. Rizki untuk si penjual sandal juga. Paling nggak nanti aku dapat ganti sandal yang baru. Ambil baiknya aja.
Setengah jam lebih, panitera dan dewan juri mengoreksi dan berembuk di dalam. Aku dan teman-teman yang lain suddah nggak sabar pengen tahu hasilnya. Jam 11.22 WIB, panitia mempersilakan kami semua masuk ruangan. Mereka akan menyampaikan hasil lomba. Aku deg-degan. Kejuaraan dibacakan tiga nilai tertinggi yang akan maju ke babak berikutnya.
“Peringkat pertama, dengan nilai 91 diperoleh oleh TPQ Nurul Huda dari Purwokerto Timur. Peringkat kedua dan ketiga, dengan nilai sama 87 diraih TPQ AL Amin dari Kecamatan Kembaran dan TPQ Az Zahra dari Purwokerto Selatan”
Em…belum juara, Alhamdulillah. Tapi bukan karena tali sandalku yang putus. Paling nggak udah usaha menjadi yang terbaik, meski belum kecapai. Ada kesempatan untuk mengikuti lagi di tahun depan. Aku jadi lebih bersemangat lagi belajar di TPQ. Ternyata teman-teman santri banyak di Banyumas ini. Aku juga akan ajak teman-teman yang belum gabung di TPQ. Mudah-mudahan, lomba yang akan datang, kami lah pemenangnya. Amienn.

0 komentar:

Posting Komentar